Senin, 04 Juni 2012

Pesan Terakhir Seorang Ibu


Kisah ini bermula di daerah Maluku utara,tepatnya di daerah tobelo.beratus tahun yang lalu di suatu rumah yang berdinding daun rumbia diamlah satu keluarga.sang ayah seorang nelayan yang siang dan malam hidupnya di atas lautan,mempertaruhkan nyawa untuk menghidupkan anak istrinya.

Sang ibu adalah wanita setia dan bijaksana.Mereka memiliki dua orang anak.Yang sulung anak perempuan bernama O Bia Moloku.Kecantikannya melebihi kecantikan ibunya.Sedangkan adiknya yang laki-laki bernama O Bia Mokara. Dia ganteng,  dan berperawakan mirip ayahnya.

Pada suatu hari aayah mereka pergi melaut dan seperti biasa sebelum ayah mereka bertolak kelaut,tak lupa ditinggalkannya makanan dan telur ikan pepayana di rumahnya.

Beberapa hari setelah kepergian ayahnya melaut,ibunya pergi ke kebun.sebelu ibunya pergi ia  berpesan kepada kedua anak nya.” Hai anak-anakku,kamu jangan memakan telur ikan yang di tinggal ayahmu ini.apabila kamu memakannya akan terjadi  sesuatu yang tidak di inginkan”
Ibunya berkata sungguh-sungguh tetapi mereka berdua hanya tertawa saja. Setelah ibunya member nasihat maka pergilah ibunya ke kebun.

Kira-kira tiga jam berlalu,adiknya o bia mokara,merasa lapar.di mintanya makanan dan telur ikan.kakak nya o bia moloku,tak mau memberikan permintaan adiknya.adiknya menangis tersedu-sedu tetapi o bia moloku tetap tidak mau memberikan telur ikan itu.semakin lama semakin keras saja tangisan adiknya, akhirnya o bia moloku tak tega melihat adiknya menangis terus-menerus,dan telur ikan itu segera dii berikan kepada adiknya. Sambil tertawa adiknya memakan telur itu sampai habis,beberapa sisa telur ikan itu melekat pada gigi adiknya.

Tak lama kemudian ibunya kembali dari kebun membawa singkong,papaya, dan sayur-sayuran. Setelah selesai membersihkan badannya ibunya oun menggendong o bia mokara dan ia segera menyusukan si o bia mokara.

Setelah itu,ibunya menyanyikan sambil menari  menggendong  o bia mokara yang tertawa gembira karena sangat senang berada dalam pelukan ibunya yang sangat di dambakannya.

Namun ,tiba-tiba rayuan mesra ibunya di kejutkan dengandi lihatnya,sisa telur ikan yang melekat pada gigi o bia mokara . suasana sukacita segera berubah  menjadi keheningan yang mendalam. Ibunya tertegun sebentar ,sekujur tubuh nya menjadi dingin  gemetar dan marah sekali kepada kedua anaknya. Amarah ibunya tak dapat di tekan lagi. Ia segera melepaskaan o bia mokara dan segera melarikan diri menyusuri pesisir panatai. Sambil menggendong o bia mokara yang menangis terus,o bia moloku mengejar ibunya sambil memangil-mangil ibunya. “mama..mama… obia mokara menangis terus,mama”

Namun panggilanya hanya di jawab oleh mamanya .”peras saja daun katang katang, ada air susunya!”    setelah tiga kali o bia moloku memberikan air susu dari daun katang katang kepada adiknya,ibunya pun menerjunkan dirinya ke laut.

Sementaara menyelam ia menemukan sebuah batu yang timbul di permukaan air.naiklah ibunya ke atas batu itu dan berkata”terbukalah agar aku bisa masuk”.

Batu itu terbuka,lalu ibnya pun masuk kedalam batu itu. Dengan segera ia pun berteriak “tutuplah”, maka batu itu pun tertutup selama-lamanya tanpa bekas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar